Darah Tinggi dan Maag

Darah Tinggi Menurun dan Maag Sembuh
H. Abdus Salam, Wamena, Jayawijaya

Arek Madura kelahiran Jember 28 Februari 1958 ini datang ke Papua pada tahun 1987 dengan perasaan duka. Pasalnya, Salam, demikian panggilannya sehari-hari, baru saja ditinggal lari oleh istrinya. Dengan perasaan broken heart, lulusan SMP Probolinggo ini berlayar ke Papua dan menetap di Wamena. Di Lembah Baliem ini ternyata lapangan pekerjaan tidak ada, hingga Salam akhirnya menjadi kuli di pabrik tebu. Tiga tahun bekerja di sana, Salam berhasil menggaet adik perempuan majikannya. Setelah itu, Salam pun mulai mandiri. Lama-kelamaan ia berhasil menjadi seorang pengusaha yang terbilang sukses di Wamena, tentu saja berkat dukungan istri barunya yang setia. Bidang usahanya antara lain angkutan darat, industri tabu, kontrakan, kontraktor, dan industri buah merah.

Disebabkan perubahan gaya hidupnya, pada tahun 1989, Salam terkena penyakit komplikasi antara darah tinggi, maag, dan asam urat. Saat berkunjung ke dokter, tensim­eter menunjukkan angka 230/110 dan asam uratnya 6,8. Maagnya juga menyiksa, apalagi saat ia menyantap masakan pedas, sehingga perutnya terasa perih dan melilit. Obat-­obatan dari dokter tidak banyak membantu meringankan penderitaannya.

Sejak akhir Desember 2004, Salam mulai mengonsumsi minyak buah merah yang banyak diproduksi di Wamena. Secara rutin ia minum dua kali sehari setelah sarapan pagi dan menjelang tidur, sekali minum satu sendok makan. Satu setengah bulan sejak mengonsumsi minyak buah merah, Salam kembali ke dokter. Oleh dokter, darah tingginya dinyatakan turun menjadi 140/80. Maagnya juga sudah sembuh dan Salam pun mulai berani makan masakan pedas.

Dua penyakit kambuhannya, darah tinggi dan maag memang lenyap, tetapi asam uratnya masih bercokol, tidak ada perubahan sedikit pun. Sampai sekarang, Salam masih menunggu keampuhan buah merah untuk menggempur asam uratnya. Untuk menjaga stamina, Pak Haji ini masih setia mengonsumsi minyak buah merah.

----- www.deherba.com -----